Hallo readers, jumpa lagi nih dibincang psikologi kali
ini setelah beberapa lalu ku lebih banyak menceritakan pengalaman
perjalanan selama di pare dan di ijen. Semoga
kali ini bisa membantu dan membuka pandangan yang selama ini salah yaaa…
Dan mari kita bahas,
tapi kali ini aku bakal kasih tau pengertian singkatnya dulu ya, ilmu ini aku
dapatkan selama aku aktif kuliah dulu
yang mana tentunya disampaikan langsung dari dosen, jika ada kata yang kurang
dapat di mengerti, nanti bisa banget loh komen di bawah, atau kalo ada yang mau
menambahkan, sangat terbuka sekali.
Jadi kita mulai dari psikiater, apa sih psikiater dan
psikolog itu ? psikiater merupakan seorang dokter yang mengambil spesialisasi
kejiwaan dan dia berhak memberi obat kepada pasiennya serta memberikan treatment juga seperti psikolog klinis, lalu kalo psikolog ?
psikolog merupakan sarjana psikologi yang melanjutkan kuliah S2 di program
magister profesi psikologi dan jika sudah lulus memiliki STR (surat izin
praktek), tapi seorang psikolog tidak bisa memberi resep obat kepada klien nya,
oiya psikolog yang saya sebut ini merupakan psikolog klinis ya yang biasanya
berjalan sama dengan psikiater namun masih banyak loh masyarakat awam yang
salah beranggapan. Nah di bawah nanti akan ku jelaskan lebih rincinya yaa, dan
macam-macam psikolog juga.
Dimulai dari perbedaan psikolog dengan sarjana psikologi
ya, in case aku bakal jelasin secara logika, jadi sebenarnya sih hampir sama
kayak dokter ketika dia belum menyelesaikan perkoasan, dkk nya itu setelah
menjadai sarjana kedokteran (S.Ked) maka ia belum bisa di katakana kalo dia
seorang dokter (dr.). Begitupun seorang sarjana psikologi dengan psikolog
bedanya adalah seseorang untuk menjadi psikolog di butuhkan untuk melanjutkan
kuliah lagi untuk menjadi seorang psikolog dan memiliki STR. Terus berapa lama
waktu yag di butuhkan untuk kuliah magister nya ? untuk di Indonesia sendiri
yang ku tau kalo kuliahnya lancar tanpa kendala itu bisa 2 ½ tahun. Selanjutnya, ku bakal bahas macam-macam
cabang magister di psikologi, simak baik-baik yaa….
Apa aja sih program magister psikologinya ? diantaranya
ada magister profesi klinis (anak dan dewasa), magister profesi psikologi industry
dan organisasi ( PIO), magister
psikologi pendidikan, magister psikologi sains, magister psikologi terapan anak
usia dini, magister psikologi olahraga dan tentu masih banyak lagi, oiya di
setiap kampus tentu nya ada berbeda dari jurusan magister yang ku sebutkan tadi
ya.
Terus lulusan
magister mana yang bisa disebut sebagai seorang psikolog ? yang bisa disebut
sebagai psikolog adalah mereka yang telah menyelesaikan masa kuliahnya di
magister profesi psikologi (biasanya PIO, Klinis, Pendidikan). Lantas mereka
yang bekerja sebagai psikolog di RS itu lulusan dari magister apa ? lulusan
dari magister psikolog klinis lah yang berhak memberikan terapi dan konsultasi
pada klien, si psikolog klini ini juga biasanya di bagi menjadi dua yaitu anak
dan dewasa.
Lalu apa saja sih tugas dari seorang psikolog PIO ?
begitupun sebaliknya dengan psikolog klinis ? nah jadi kalo psikolog PIO ini
biasanya dia menjadi tim asesor di perusahaan-perusahaan atau bahkan jadi
supervisor di bagian HR dan atau bahkan mereka mendirikan biro konsultasi
psikolohi loh bersama teman-teman sesame psikolog atau bahkan juga ada yang
menjadi motivator dan dosen.
Terus kalo psikolog klinisnya ngapain ? nah ini banyak orang awam juga yang gak tahu kalo ternyata psikolog di PIO itu gak bisa loh kasih treatment atau bahkan solusi pemecahan masalah dari suatu keluhan penyakit psikis secara klinikal yang dialami oleh klient nya ( contoh penyakit psikis klinis : ADHD, Bipolar, Bulimia Nervosa, OCD, adiksi pada obat-obatan/game online dan masih banyak lagi tentunya ). Oiya selain bekerja di RS psikolog klinis juga bisa loh buka praktek bersama ( biro konsultasi psikologi bersama rekan-rekan). Mereka juga dapat menjadi motivator, pembicara, dosen atau bahkan penulis. Secara keseluruhan psikolog PIO dengan klinis hampir sama, cuma ada beberapa yang membedakan tugas mereka, kayak yang tadi aku uda jelasin di tas, seorang psikolog PIO tidak dapat memberikan treatment khusus kepada klien yang mengalami keluhan penyakit psikis secara klinikal.
Terus kalo psikolog klinisnya ngapain ? nah ini banyak orang awam juga yang gak tahu kalo ternyata psikolog di PIO itu gak bisa loh kasih treatment atau bahkan solusi pemecahan masalah dari suatu keluhan penyakit psikis secara klinikal yang dialami oleh klient nya ( contoh penyakit psikis klinis : ADHD, Bipolar, Bulimia Nervosa, OCD, adiksi pada obat-obatan/game online dan masih banyak lagi tentunya ). Oiya selain bekerja di RS psikolog klinis juga bisa loh buka praktek bersama ( biro konsultasi psikologi bersama rekan-rekan). Mereka juga dapat menjadi motivator, pembicara, dosen atau bahkan penulis. Secara keseluruhan psikolog PIO dengan klinis hampir sama, cuma ada beberapa yang membedakan tugas mereka, kayak yang tadi aku uda jelasin di tas, seorang psikolog PIO tidak dapat memberikan treatment khusus kepada klien yang mengalami keluhan penyakit psikis secara klinikal.
Lantas tugas yang sama dari psikolog tersebut apa ?
mereka berhak untuk menganalisa hasil pemeriksaan psikologis atau orang non
psikologi biasa menyebutnya psikotest, naah disini juga sarjana psikologi
mempunyai perbedaan dengan psikolog, kenapa ? karena kode etik sarjana
psikologi hanya berhak sebagai tim skoring dan peng-administrasian alat test
psikologi (menjadi tester atau orang yang mengetest kepada kandidat). Kalo ada yang bertanya kembali “bukannya
sama-sama pas waktu kuliah belajar alat test juga ya ? kok bisa gitu ?” ini
penjelasannya, ya memang benar sarjana psikologi atau bahkan calon sarjana
psikologi di beberapa kampus di perkenalkan dengan alat test psikologi, namun
alat test tersebut di perkenalkannya tidak semua, tidak serinci saat kuliah
magister profesi psikologi. Dan atau bahkan di beberapa kampus hanya di
kenalkan saja alat testnya tidak sampai proses pengadministrasian dan skoring. Nah
itu sebabnya juga sarjana psikologi tidak berhak untuk menganalisa dari hasil
pemeriksaan psikologis sedangkan psikolog sangat berhak karena mereka
mempelajari alat test dengan lebih mendalam.
Oiya hampir saja tertinggal, perlu di ingat juga nih kalo
untuk melanjutkan jenjang megister profesi psikologi itu mereka ynag memiliki
background atau ijazah S1 dari psikologi, sehingga bisa melanjutkan ke magister
profesi psikologi tapi kalo untuk magister sains psikologi itu selain lulusan
psiologi bisa banget untuk kuliah disitu tapi perlu di ingat mereka tidak
mendapatkan STR ya, karena yang mendapatkan STR adalah lulusan dari magister
profesi psikologi. Gelarnya apa sih kalo magister sains psikologi dan magister
profesi psikologi, serta magister psikologi terapan ? Kalo untuk magister sains
bergelar dengan penyebutan M.Si tetapi tidak bisa disebut psikolog, untuk
magister profesi klinis dan PIO penyebutan gelarnya M.Psi, Psi dan mereka
berhak mendapatkan STR serta sudah bisa di sebut sebagai psikolog, kalo
magister psikologi terapan penyebutannya M.Psi Ter dan tidak mendapatkan STR
serta tidak di sebut sebagai seorang psikolog.
Sedikit info jug anih kalo di beberapa RS juga memberikan
keistimewaan loh buat psikolog klinis, apa sih keistimewaannya ? mereka di
izinkan untuk memakai white coat layaknya seorang dokter tapi mereka tidak ada
hak untuk memberikan obat kepada klien, karena yang berhak memberikan resep
obat adalah psikiater. Terus apakah seorang psikolog PIO juga bisa menggunakan
white coat ? jawabannya tentu tidak, karena bukan hak mereka untuk menggunakan
white coat tersebut, karena sesungguhnya psikolog PIO merupakan bukan bagian
tim medis, kenapa ? bukan kah belajarnya sama saja dan gelar yang di dapatkan
sama ? jawabannya tidak, karena psikolog PIO pun belajar dalam mata kuliah
berbeda denga psikolog klinis begitupun dengan alat test yang biasa di
gunakannya.
Terus bisa gak sih seorang psikolog PIO kerja di RS atau
sebaliknya psikolog klinis kerja di kantoran ? bisa saja tapi untuk psikolog
PIO kalo di RS biasanya akan berada di posisi tim HR karena mereka tidak berhak
untuk mentrapis klien-klien. Kalo psikolog klinis kerja di kantor bisa ?? bisa
dong, kan sebenernya mereka itu kalo di SMA secara garis kasar perumpamaannya
layaknya jurusan IPA aja gitu naah psikolog PIO ini anak IPS nya ibaratnya gitu kasarnya.
Lalu kak kalo mau masuk jurusan psikologi atau untuk
jenjang strata satu nya itu harus dari jurusan
apa sih ? beberapa universitas ada yang mengizinkan dari jurusan IPA dan
IPS atau bahkan bahasa atau juga dari SMK waktu SMA nya, namu ada juga yang hanya boleh IPA saja kayak di UNS .
Memangnya bener kak kalo di psikologi itu ada mata kuliah hitung-hitungan nya ?
bahkan hitungannya bisa di bilang kayak anak MIPA atau teknik gitu ? iya bener
banget, beberapa mata kuliah itu hitungannya sungguh menyiksa bagi yang gak
suka matematika, mata kuliahnya apa aja tuh kak ? ya mata kuliahnya meliputi statistic,
psikologi eksperimen, metode penelitian kuantitatif, penyusunan skala
psikologi, konstruksi alat ukur, psikometri dan masih ditambah dengan beberapa
hitungan atau rumus skoring alat test psikologi.
Kode etiknya seorang psikolog ataupun sarjana psikologi
apa aja kak ? kalo yang pasti sih kita gak bisa tuh yang namanya ngebongkarin
hasil pemeriksaan psikologis dari testee (orang yang di test) kepada hal layak
(publish secara umum) karena sejujurnya hasilnya bersifat rahasia. Oiya sama
kalau ada klien ataupun subjek penelitian kita pun gak boleh tuh di publishjati
dirinya a.k.a nama aslinya, karena kan itu menyangkut kepribadian dia juga dan
kelanjutan hidup mereka, alat test pun sebenernya tidak di perbolehkan loh di
publish secara gamblang gitu saja tanpa ada izinnya.
Lantas lulusan sarjana psikologi (jenjang strata 1 dengan
gelar S.Psi) bisa berkarir sebagai apa ? bisa jadi guru pendamping anak-anak
berkebutuhan khusus (shadow teacher), guru ABK (anak berkebutuhan khusus),
staff HR di perusahaan-perusahaan, jadi asistent psikolog dengan menjadi tim
tester dan skoring di biro konsultasi psikologi, jadi penulis juga bisa loh. Untuk
lama waktu kuliahnya berapa lama ya untuk menjadi sarjana psikologi ? itu semua
tergantung dari pihak universitas, jurusan dan dirisi kita sendiri, ada yang system
SKS nya gak di paketing jadi mereka bisa saja lulus dengan 3 ½ tahun atau
bahkan lebih cepat 3 tahun tapi beda hal nya dengan yang di paketin berdasarkan
pengalaman sih kalo yang di paketin itu paling cepat 4 ½ tahun kalo lancar jaya
tanpa ada hambatan dari diri sendiri atau bahkan dari pihak-pihak yang lain.
Oiya peerlu diingat juga lulusan magister profesi
psikologi sebelum mereka lulus itu, mereka harus menyelesaikan 2 tugas akhir,
yaitu berupa kasus dan tesis. Untuk tesis sendiri di uji oleh dosen penguji dan
dosen pembimbing kalo kasus itu yang ku tahu di uji oleh orang himpsi (himpunan
psikolog) yang berpengalaman tentunya. Kalo sarjana psikologi (tugas akhir
berupa skripsi) sendiri cukup di uji dengan dosen penguji yang mana terdapat 3
orang biasanya. Nah skripsi S1 fakultas psikologi juga dibagi dua yaitu
penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Sebelum jadi sarjana
psikologi ada juga praktikum di laboratorium biasanya yang berbaur praktikum
itu tentang alat test, selain itu juga beberapa dosen juga memberikan tugas
visit ke perusahaan-perusahaan gitu, atau juga research ke RSJ atau RSKO,
pabrik atau bahkan menganalisa staff managerial dari perusahaan tersebut,
paling seru sih kunjungan ke RSJ, Kenapa ? jadi makin bersyukur sama keadaan
yang dimiliki bahwa disana masih ada orang yang jauh cobaannya lebih berat dari
kita. Pokoknya kalo uda ke RSJ kalo dari temen ku yang uda pernah berkunjung
sih merasakan kesedihan luar biasa litany. Tapi RSJ yang dulu itu stigmanya gak
tentang pasung-pasungan lagi kok, suka banyak orang masih mengira sedemikian. Terus
nih maprof ada gak sih kunjungan praktekya gitu ? jelas ada, dari cerita
beberapa kakak kelas yang melanjutkan kuliah di maprof atau bahkan dosen, mereka
yang maprof justru lebih banyak turun ke lapangan terutama klinis secara mereka
akan di persiapkan untuk menjadi bagian dari tim medis gitu dan sepemahaman ku
juga nih calon psikolog yang akan memiliki gelar M.Psi, Psi itu ada sumpah kode
etiknya gitu, kayak macem anak FK gitu lah yang mau dapet gelar( dr.) nya.
Finally, ku rasa sudah cukup penjelasannya, jadi ku
ucapkan terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ku ini
ya, sampai jumpa di bincang-bincang selanjutnya, see on my next post blog! 😊

