Thursday, November 15, 2018

Salah Kaprahnya Masyarakat Umum Membedakan Sarjana Psikologi, Psikolog dan Psikiater




            Hallo readers, jumpa lagi nih dibincang psikologi kali ini setelah beberapa lalu ku lebih banyak menceritakan pengalaman perjalanan  selama di pare dan di ijen. Semoga kali ini bisa membantu dan membuka pandangan yang selama ini salah yaaa…
Dan mari kita bahas, tapi kali ini aku bakal kasih tau pengertian singkatnya dulu ya, ilmu ini aku dapatkan selama aku  aktif kuliah dulu yang mana tentunya disampaikan langsung dari dosen, jika ada kata yang kurang dapat di mengerti, nanti bisa banget loh komen di bawah, atau kalo ada yang mau menambahkan, sangat terbuka sekali.
            Jadi kita mulai dari psikiater, apa sih psikiater dan psikolog itu ? psikiater merupakan seorang dokter yang mengambil spesialisasi kejiwaan dan dia berhak memberi obat kepada pasiennya serta memberikan treatment juga seperti psikolog klinis, lalu kalo psikolog ? psikolog merupakan sarjana psikologi yang melanjutkan kuliah S2 di program magister profesi psikologi dan jika sudah lulus memiliki STR (surat izin praktek), tapi seorang psikolog tidak bisa memberi resep obat kepada klien nya, oiya psikolog yang saya sebut ini merupakan psikolog klinis ya yang biasanya berjalan sama dengan psikiater namun masih banyak loh masyarakat awam yang salah beranggapan. Nah di bawah nanti akan ku jelaskan lebih rincinya yaa, dan macam-macam psikolog juga.
            Dimulai dari perbedaan psikolog dengan sarjana psikologi ya, in case aku bakal jelasin secara logika, jadi sebenarnya sih hampir sama kayak dokter ketika dia belum menyelesaikan perkoasan, dkk nya itu setelah menjadai sarjana kedokteran (S.Ked) maka ia belum bisa di katakana kalo dia seorang dokter (dr.). Begitupun seorang sarjana psikologi dengan psikolog bedanya adalah seseorang untuk menjadi psikolog di butuhkan untuk melanjutkan kuliah lagi untuk menjadi seorang psikolog dan memiliki STR. Terus berapa lama waktu yag di butuhkan untuk kuliah magister nya ? untuk di Indonesia sendiri yang ku tau kalo kuliahnya lancar tanpa kendala itu bisa 2 ½ tahun. Selanjutnya, ku bakal bahas macam-macam cabang magister di psikologi, simak baik-baik yaa….
          Apa aja sih program magister psikologinya ? diantaranya ada magister profesi klinis (anak dan dewasa), magister profesi psikologi industry dan organisasi  ( PIO), magister psikologi pendidikan, magister psikologi sains, magister psikologi terapan anak usia dini, magister psikologi olahraga dan tentu masih banyak lagi, oiya di setiap kampus tentu nya ada berbeda dari jurusan magister yang ku sebutkan tadi ya.
             Terus lulusan magister mana yang bisa disebut sebagai seorang psikolog ? yang bisa disebut sebagai psikolog adalah mereka yang telah menyelesaikan masa kuliahnya di magister profesi psikologi (biasanya PIO, Klinis, Pendidikan). Lantas mereka yang bekerja sebagai psikolog di RS itu lulusan dari magister apa ? lulusan dari magister psikolog klinis lah yang berhak memberikan terapi dan konsultasi pada klien, si psikolog klini ini juga biasanya di bagi menjadi dua yaitu anak dan dewasa.
            Lalu apa saja sih tugas dari seorang psikolog PIO ? begitupun sebaliknya dengan psikolog klinis ? nah jadi kalo psikolog PIO ini biasanya dia menjadi tim asesor di perusahaan-perusahaan atau bahkan jadi supervisor di bagian HR dan atau bahkan mereka mendirikan biro konsultasi psikolohi loh bersama teman-teman sesame psikolog atau bahkan juga ada yang menjadi motivator dan dosen.

Mohon doanya ya semoga kami kakak beradik dapat mewujudkan
cita-cita kami menjadi seorang psikolog klinis dan seorang dokter yang bisa banyak membantu orang banyak
Naah kurang lebih white coatnya kayak gini, waktu itu aku lagi di dental klinik
terus di dental klinik itu ada spot foto dan di sediain whitecoat  gitu jadi kami coba pake itu
dan untuk jadi motivasi diri kita untuk bisa mewujudkan cita-cita kami


 

Terus kalo psikolog klinisnya ngapain ? nah ini banyak orang awam juga yang gak tahu kalo ternyata psikolog di PIO itu gak bisa loh kasih treatment atau bahkan solusi pemecahan masalah dari suatu keluhan penyakit psikis secara klinikal yang dialami oleh klient nya ( contoh penyakit psikis klinis : ADHD, Bipolar, Bulimia Nervosa, OCD, adiksi pada obat-obatan/game online dan masih banyak lagi tentunya ). Oiya selain bekerja di RS psikolog klinis juga bisa loh buka praktek bersama ( biro konsultasi psikologi bersama rekan-rekan). Mereka juga dapat menjadi motivator, pembicara, dosen atau bahkan penulis. Secara keseluruhan psikolog PIO dengan klinis hampir sama, cuma ada beberapa yang membedakan tugas mereka, kayak yang tadi aku uda jelasin di tas, seorang psikolog PIO tidak dapat memberikan treatment khusus kepada klien yang mengalami keluhan penyakit psikis secara klinikal.
            Lantas tugas yang sama dari psikolog tersebut apa ? mereka berhak untuk menganalisa hasil pemeriksaan psikologis atau orang non psikologi biasa menyebutnya psikotest, naah disini juga sarjana psikologi mempunyai perbedaan dengan psikolog, kenapa ? karena kode etik sarjana psikologi hanya berhak sebagai tim skoring dan peng-administrasian alat test psikologi (menjadi tester atau orang yang mengetest kepada kandidat).  Kalo ada yang bertanya kembali “bukannya sama-sama pas waktu kuliah belajar alat test juga ya ? kok bisa gitu ?” ini penjelasannya, ya memang benar sarjana psikologi atau bahkan calon sarjana psikologi di beberapa kampus di perkenalkan dengan alat test psikologi, namun alat test tersebut di perkenalkannya tidak semua, tidak serinci saat kuliah magister profesi psikologi. Dan atau bahkan di beberapa kampus hanya di kenalkan saja alat testnya tidak sampai proses pengadministrasian dan skoring. Nah itu sebabnya juga sarjana psikologi tidak berhak untuk menganalisa dari hasil pemeriksaan psikologis sedangkan psikolog sangat berhak karena mereka mempelajari alat test dengan lebih mendalam.
            Oiya hampir saja tertinggal, perlu di ingat juga nih kalo untuk melanjutkan jenjang megister profesi psikologi itu mereka ynag memiliki background atau ijazah S1 dari psikologi, sehingga bisa melanjutkan ke magister profesi psikologi tapi kalo untuk magister sains psikologi itu selain lulusan psiologi bisa banget untuk kuliah disitu tapi perlu di ingat mereka tidak mendapatkan STR ya, karena yang mendapatkan STR adalah lulusan dari magister profesi psikologi. Gelarnya apa sih kalo magister sains psikologi dan magister profesi psikologi, serta magister psikologi terapan ? Kalo untuk magister sains bergelar dengan penyebutan M.Si tetapi tidak bisa disebut psikolog, untuk magister profesi klinis dan PIO penyebutan gelarnya M.Psi, Psi dan mereka berhak mendapatkan STR serta sudah bisa di sebut sebagai psikolog, kalo magister psikologi terapan penyebutannya M.Psi Ter dan tidak mendapatkan STR serta tidak di sebut sebagai seorang psikolog.
            Sedikit info jug anih kalo di beberapa RS juga memberikan keistimewaan loh buat psikolog klinis, apa sih keistimewaannya ? mereka di izinkan untuk memakai white coat layaknya seorang dokter tapi mereka tidak ada hak untuk memberikan obat kepada klien, karena yang berhak memberikan resep obat adalah psikiater. Terus apakah seorang psikolog PIO juga bisa menggunakan white coat ? jawabannya tentu tidak, karena bukan hak mereka untuk menggunakan white coat tersebut, karena sesungguhnya psikolog PIO merupakan bukan bagian tim medis, kenapa ? bukan kah belajarnya sama saja dan gelar yang di dapatkan sama ? jawabannya tidak, karena psikolog PIO pun belajar dalam mata kuliah berbeda denga psikolog klinis begitupun dengan alat test yang biasa di gunakannya.
            Terus bisa gak sih seorang psikolog PIO kerja di RS atau sebaliknya psikolog klinis kerja di kantoran ? bisa saja tapi untuk psikolog PIO kalo di RS biasanya akan berada di posisi tim HR karena mereka tidak berhak untuk mentrapis klien-klien. Kalo psikolog klinis kerja di kantor bisa ?? bisa dong, kan sebenernya mereka itu kalo di SMA secara garis kasar perumpamaannya layaknya jurusan IPA aja gitu naah psikolog PIO ini anak IPS nya ibaratnya  gitu kasarnya.
            Lalu kak kalo mau masuk jurusan psikologi atau untuk jenjang strata satu nya itu harus dari jurusan  apa sih ? beberapa universitas ada yang mengizinkan dari jurusan IPA dan IPS atau bahkan bahasa atau juga dari SMK waktu SMA nya, namu ada  juga yang hanya boleh IPA saja kayak di UNS . Memangnya bener kak kalo di psikologi itu ada mata kuliah hitung-hitungan nya ? bahkan hitungannya bisa di bilang kayak anak MIPA atau teknik gitu ? iya bener banget, beberapa mata kuliah itu hitungannya sungguh menyiksa bagi yang gak suka matematika, mata kuliahnya apa aja tuh kak ? ya mata kuliahnya meliputi statistic, psikologi eksperimen, metode penelitian kuantitatif, penyusunan skala psikologi, konstruksi alat ukur, psikometri dan masih ditambah dengan beberapa hitungan atau rumus skoring alat test psikologi.
            Kode etiknya seorang psikolog ataupun sarjana psikologi apa aja kak ? kalo yang pasti sih kita gak bisa tuh yang namanya ngebongkarin hasil pemeriksaan psikologis dari testee (orang yang di test) kepada hal layak (publish secara umum) karena sejujurnya hasilnya bersifat rahasia. Oiya sama kalau ada klien ataupun subjek penelitian kita pun gak boleh tuh di publishjati dirinya a.k.a nama aslinya, karena kan itu menyangkut kepribadian dia juga dan kelanjutan hidup mereka, alat test pun sebenernya tidak di perbolehkan loh di publish secara gamblang gitu saja tanpa ada izinnya.
            Lantas lulusan sarjana psikologi (jenjang strata 1 dengan gelar S.Psi) bisa berkarir sebagai apa ? bisa jadi guru pendamping anak-anak berkebutuhan khusus (shadow teacher), guru ABK (anak berkebutuhan khusus), staff HR di perusahaan-perusahaan, jadi asistent psikolog dengan menjadi tim tester dan skoring di biro konsultasi psikologi, jadi penulis juga bisa loh. Untuk lama waktu kuliahnya berapa lama ya untuk menjadi sarjana psikologi ? itu semua tergantung dari pihak universitas, jurusan dan dirisi kita sendiri, ada yang system SKS nya gak di paketing jadi mereka bisa saja lulus dengan 3 ½ tahun atau bahkan lebih cepat 3 tahun tapi beda hal nya dengan yang di paketin berdasarkan pengalaman sih kalo yang di paketin itu paling cepat 4 ½ tahun kalo lancar jaya tanpa ada hambatan dari diri sendiri atau bahkan dari pihak-pihak yang lain.
            Oiya peerlu diingat juga lulusan magister profesi psikologi sebelum mereka lulus itu, mereka harus menyelesaikan 2 tugas akhir, yaitu berupa kasus dan tesis. Untuk tesis sendiri di uji oleh dosen penguji dan dosen pembimbing kalo kasus itu yang ku tahu di uji oleh orang himpsi (himpunan psikolog) yang berpengalaman tentunya. Kalo sarjana psikologi (tugas akhir berupa skripsi) sendiri cukup di uji dengan dosen penguji yang mana terdapat 3 orang biasanya. Nah skripsi S1 fakultas psikologi juga dibagi dua yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Sebelum jadi sarjana psikologi ada juga praktikum di laboratorium biasanya yang berbaur praktikum itu tentang alat test, selain itu juga beberapa dosen juga memberikan tugas visit ke perusahaan-perusahaan gitu, atau juga research ke RSJ atau RSKO, pabrik atau bahkan menganalisa staff managerial dari perusahaan tersebut, paling seru sih kunjungan ke RSJ, Kenapa ? jadi makin bersyukur sama keadaan yang dimiliki bahwa disana masih ada orang yang jauh cobaannya lebih berat dari kita. Pokoknya kalo uda ke RSJ kalo dari temen ku yang uda pernah berkunjung sih merasakan kesedihan luar biasa litany. Tapi RSJ yang dulu itu stigmanya gak tentang pasung-pasungan lagi kok, suka banyak orang masih mengira sedemikian. Terus nih maprof ada gak sih kunjungan praktekya gitu ? jelas ada, dari cerita beberapa kakak kelas yang melanjutkan kuliah di maprof atau bahkan dosen, mereka yang maprof justru lebih banyak turun ke lapangan terutama klinis secara mereka akan di persiapkan untuk menjadi bagian dari tim medis gitu dan sepemahaman ku juga nih calon psikolog yang akan memiliki gelar M.Psi, Psi itu ada sumpah kode etiknya gitu, kayak macem anak FK gitu lah yang mau dapet gelar( dr.) nya.
            Finally, ku rasa sudah cukup penjelasannya, jadi ku ucapkan terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ku ini ya, sampai jumpa di bincang-bincang selanjutnya, see on my next post blog! 😊

No comments:

Post a Comment