Hai semuanya apa kabar ? mohon maaf baru update lagi
yaa, karena kemarin bener-bener lagi hectic banget sama dunia menyelesaikan
perskripsian, hehe…
Btw kali ini gw bakal ngebahas LGBT yap topik yang
lagi panas dan sensitive banget menurut gw di Indonesia ini, sebelumnya kita mulai
dari pengertian dan baru ke ulasan lebih jelasnya yaa…
Apa sih
LGBT itu ? LGBT merupakan singkatan dari lesbian, gay, biseksual dan
transgender. LGBT juga biasanya di lambangkan dengan warna seperti pelangi,
katanya pelangi itu menggambarkan keanekaragaman, makanya LGBT dilambangkan
dengan seperti itu. Okay mulai bahas dari pengertian yang homoseksualnya dulu
yaa, homoseksual adalah rasa ketertarikan perasaan (kasih sayang, hubungan
emosional dan atau secara erotik) baik secara eksklusif terhadap orang-orang
yang berjenis kelamin sama, dengan atau tanpa hubungan fisik.
Menurut Pallota & Chiarolly (2016)
biseksual adalah lebih dari sekedar memiliki dua identitas seksualitas
seseorang di mana sebagian besar individu hanya memiliki satu, dan itu lebih
dari cara kedua individu yang berinteraksi. Ini adalah hal unik dan terintegrasi
seksualitas dengan perbedaan baik dari hetero dan homoseksual yaitu bentuk
monosexuality. Biseksual berarti bahwa individu bisa berpotensi menemukan
dirinya sendiri berorientasi seksual pada siapa pun. Dan trangender atau transeksual
merupakan perasaan yang menetap dalam diri seseorang tentang ketidaknyamanan
memiliki jenis kelamin (biologis) mereka (Kaplan, Sadock & Grebb, 1994).
Lalu
apa sih penyebab dari LGBT ini ? bisa dari lingkungan, trauma (trauma disini
mungkin saja pernah disakiti oleh pasangan lawan jenisnya terlebih dahulu, atau
bahkan punya trauma didalam keluarga seperti keluarganya bercerai atau bahkan
kurang harmonis), faktor psikososial biasanya lebih kepada keluarga, serta faktor
biologis (kromosom, hormon, struktur otak, genetik). Adanya unsur genetik yang
membawa gay gen pada seseorang tidak otomatis membuatnya menjadi seseorang
homoseksual, faktor terpentingnya adalah pada pola asuh di keluarganya serta
lingkungan sekitar.
Selain ada
penyebab dari LGBT ternyata ada juga loh karakteristiknya, apa aja sih
karaketeristiknya ? berikut ini karakteristik dari LGBT, menurut DeFrain & Olson (2006) terdapat
karakteristik dalam menentukan pasangan gay, lesbian dan biseksual, yaitu:
a.
Hubungan
emosional yang tinggi dengan pasangan dan orang lain:
Hal
yang umum bagi mayoritas gay, lesbian dan biseksual yaitu kemampuan mereka
menghubungan emosi dengan orang dari keduanya, baik sesama jenis atau lawan
jenis.
b.
Tingginya
peran fleksibilitas:
Dalam
berhubungan sesama jenis, mereka biasanya memiliki peran hubungan yang
fleksibel, memberi kemampuan untuk adaptasi satu sama lain (Geen, Bettiger,
& Zack, 1996).
c.
Ekualitarian
keputusan:
Kemampuan
untuk bernegosiasi dan membuat keputusan dengan cara yang berbagai kemungkinan
untuk membangun dan menjaga sebuah ekualitarian hubungan.
d.
Perduli
pada orangtua:
Mereka
sangat peduli dan berperasaan pada orang tua (Hare, 1994).
e. Tanggap secara psikologis :
Karena gaya hidup mereka, mereka sering cenderung menjadi
sangat tanggap dalam hal dinamika psikologis.
f.
Affective dalam keterampilan komunikasi:
Banyak
dari hubungan gay, lesbi, dan biseksual bahwa mereka telah bisa mencapai
keterampilan komunikasi yang sangat baik.
Nah gw
juga sempat minta jejak pendapat gitu lah diinstagram gw dari temen gw anak
psikologi dan salah satu mahasiswi kedokteran yang ada dijakarta tentang LGBT
ini, bagaimana tanggapan mereka apabila punya teman yang termasuk golongan
tersebut, oiya salah satu dari mereka juga pun ada yang skripsinya mengulas
tentang salah satu golongan LGBT ini, dan menurut gw pendapatnya cukup bagus.
Berikut ini pendapat-pendapat yang kasih lewat gw
Lalu
bagaimana menurut pendapat gw “kalo gw pribadi secara agama kurang mendukung
dengan ini tapi balik lagi ini merupakan pilihan hidupnya tapi disatu sisi gw
selalu doain temen gw yang salah satu kaum dari mereka agar suatu hari nanti
semoga mereka ini ada niatan untuk berubah dan kembali ke jalan yang benar dan
sedikit memberikan pengertian atau lebih ke nasehat tapi yang gak terlalu
menyinggung dan bisa di pahami dia, lantas bagaimana klo dari sudut pandang
psikologinya ? klo dari sudut pandang psikologi gw lebih prefer memperhatikan alasan
mereka kenapa bisa seperti itu ? cari tahu apa yang menyebabkan mereka kayak
gitu ? kalo sudah tau penyebabnya apa,
gw lebih kepada memahami dari jawabannya dia, karena akan sulit juga klo kita
ngajak dia untuk berubah kembali dengan kehidupan normal tapi dia belum ada
niatan untuk berubah.
Yang perlu diingat adalah dari sini itu, bukan
orangnya yang untuk ditindas dan dijauhkan tapi kaumnya, coba lah untuk
mengingatkan sekecil apapun itu tapi ingat jangan sampai menyinggung mereka
terlalu dalam. Lalu apakah kakak punya teman dari salah satu kaum tersebut ? ya
aku ada temen yang kayak gitu tapi aku tahu juga penyebab mereka kenapa seperti
itu jadi sedikit demi sedikit aku lebih memperhatikan aja sih orang ini apa
sudah lebih membaik atau belum, gitu sih. Karena yang aku prihatinin disini
rata-rata yang menyimpang itu uda gak jaman yang ngondek-ngondek (sedikit lebih
ke cewek-cewek’an), sedih sih pas tau doi begini tapi ya mau gimana lagi, belum
lagi kaum ini yang gw perhatiin juga lebih sudah membuat perkumpulan sesama
kaumnya gitu jadi bisa terkoneksi satu sama lain, belum lagi ada aplikasi
dating online yang mendukung adanya kaum seperti ini (seperti G****).Lalu jika ada yang bertanya lagi, kak mungin gak sih klo yang sudah menikah para mantan kaum LGBT ini kembali ke jalan yang seperti ini kembali ? bisa saja, mungkin saja dia menikah ada ketidakpuasan dengan pasangannya tersebut atau mungkin belum sepenuhnya berubah ke jalan yang di inginkan tuhan, untuk hidup saling berpasangan (laki-laki dengan perempuan dan sebaliknya, bukan yang laki-laki dengan laki-laki ataupun sebaliknya ya).
Lantas
apakah seseorang yang homoseksual dapat berubah menjadi hetereseksual ?
kemungkinan untuk sembuh bisa saja, asalkan ada motivasi untuk berubah, bisa juga
dilakukan dengan konseling, mendekatkan kepada sang pencipta (spiritual) serta
dilakukannya psikoterapi.
Okay kayaknya
uda cukup ya ulasan gw kali ini tentang LGBT, semoga bisa bermanfaat, mohon
maaf kalo ada kata-kata yang kurang pas atupun kalian kurang puas dari ulasan
yang gw sampaikan disini, sampai berjumpa di post blog gw selanjutnya J
Dapus : DeFrain., & Olson. (2006). Marriage & Families intimacy, diversity,
and strengths. New York: McGraw-Hill Companies,inc.
Pallota M., & Chiarolly. (2016). Women in Relationship with Bisexual Men.
London: Lexington Books.
Crooks,
& Baur. (2005). Our Sexuality. (9th ed). California: Thomson Wadsworth
Davison, Gerald C., Neale, John M. (2001). Sbnormal psychology. 8th edition.
Newtork: John Wiley & Sons Kaplan, H. I., Sadock, B. J., Grebb, J. A.
(1994). Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral science
clinical psychiatry. 7th ed. Baltimore: Williams & Wilkins Nugraha, B. D.
(2002). Perlukah pendidikan seks dibicarakan sejak dini? Makalah Seminar Plus.
Yogyakarta
NB: * terima kasih untuk
mutiara nurul yang telah berbagi materi tentang ini dan semua yang telah membantu
dalam berpendapat maupun memberikan materi tentang LGBT ini



No comments:
Post a Comment