Tuesday, October 13, 2020

Dibalik Pandemi


Rasanya masih sulit untuk dipercaya terkadang kalo ternyata kita sudah lebih dari setengah tahun hidup bersama virus yang baru saja ditemukan yaitu covid19,  yang mana hal ini bukan saja terjadi di Indonesia saja tapi hapir semua negara di belahan dunia terkena dampak pandemic ini. Adanya pandemic ini sangat mempengaruhi ruang gerak kita yang tak seperti dulu dengan leluasa, kita dituntut untuk jaga jarak, berpergian jika memang ada hal penting dan bahkan saat ini harus sudah biasa melakukan segala aktivitas dirumah saja.

Pandemic ini juga bukan hanya berdampak pada sisi ekonomi, Batasan gerak tapi pandemic ini juga berdampak bagi kesehatan mental kita. Banyak dari rekan-rekan ku yang menceritakan selama pandemic ini mereka cenderung mengeluhkan burn out (kelelahan dan stress kerja yang berlebih) yang terjadi karena WFH, selain itu intesitas seringnya bertemu dengan keluarga juga tak jarang menimbulkan konflik yang hebat, dan gak jarang salah satu anggota keluarga menjadi toxic, ya walaupun tidak semuanya seperti ini, ada juga yang malah lebih dekat dengan keluarga selama pandemic ini. Eits tapi ternyata bukan itu aja banyak juga yang mengalami psikosomatik, depresi, insomnia karena stress berlebih yang kurang di control dengan baik.

Berdasarkan cerita yang aku dapatkan dari teman-teman ku, selama pandemic ini juga mereka ada yang lebh banyak mendekatkan diri kepada allah/tuhan dan lebih berserah kepada-Nya, ada juga yang mengalihkan untuk tetap menjaga keselarasan Kesehatan mental dengan menyibukan diri berjualan online dengan aktivitas yang baru dilakukan, belajar keahlian lain yang sebelumnya mungkin tidak bisa dilakukan seperti melukis, memasak dan masih banyak lagi, ada juga yang berhasil diet selama pandemic ini tapi ada juga sebaliknya yang malah berat badannya bertambah karena efek stress yang kemudian tersalurkan dengan cara makan makanan yang berlebih. Kemudian banyak juga yang selama masa pandemic ini lebih sering membuka social media atau e-commerce untuk sekedar bercuci mata atau bahkan berbelanja dan mengakibatkan juga jadi impulsive buying. Perlu diketahui loh klo impulsive buying ini bisa menjadi gangguan juga karena terlalu sering membeli barang yang kurang penting dan dilakukan terlalu berlebih atau sering.  

Kalo boleh jujur sebenarnya selama masa pandemic ini aku juga melewati masa-masa yang cukup berat, diawal pandemic sempat mengalami psikosomatik karena banyaknya media yang terlalu memberitakan tentang covid-19 dan cenderung banyaknya berita yang disajikan lebih ke arah negative, sejak saat itu aku memblokir dan membatasi beberapa media, kemudian intensitas bertemu dengan keluarga membuat sering terjadi konflik diantara kita dan adanya toxic member dikeluarga ku, tapi seiring berjalannya waktu aku coba menyelaraskan dan menyesuaikan dengan menggunakan ilmu psikologi yang aku pelajari dan aku juga gak lupa nerapin berpikir positif teman-teman, walaupun agak sulit tapi seiringnya itu nanti kita akan terbiasa jika menerapkannya dengan bijak. Karena berpikir positif sangat amat bagus sekali dampaknya ke diri kita sendiri.

Berpikir positif merupakan salah satu bagian dari aliran psikologi positif yang di populerkan oleh Bapak psikologi positif yaitu Seligman. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari berpikir positif buat tubuh kita apabila kita menerapkannya dalam keseharian terutama dimasa pandemic ini, berpikir positif akan menjadi lebih sehat di tubuh kita yang mana amygdala menjadi lebih tenang serta saraf fogus menjadi lebih baik, banyak menghasilkan emosi yang positif yang mana akan membuat kita ingin melakukan hal baik ke depan, dari emosi positif ini juga akan memberikan otak kita cara mencapainya,  terciptanya mindfulness yang baik juga, percaya pada diri sendiri.

Dalam berpikir positif faktor lingkungan dan orang-orang terdekat juga sangat mempengaruhi. Lingkungan yang positif akan saling memberikan sesuatu yang baik dan akan menciptakan relationship yang membangkitkan. Maka dari itu usahakan untuk melakukan aktivitas yang sekiranya berdampak positif buat kebaikan dirimu sendiri, misalnya kamu bisa membaca buku, artikel atau nonton video yang positif vibes, memiliki teman maupun kelompok yang mendukung, bergaul dengan orang positif, catat hal-hal postif yang ingin dilakukan dan jangan lupa jika sudah dilakukan juga yaa!

Nah mungkin cukup sekian yang bisa aku sampaikan, semoga bisa bermanfaat ya buat kalian, materi berpikir positifnya ini aku dapat dari webinar beberapa waktu yang lalu bersama dokter andri, beliau merupakan dokter spesialis kejiawaan. Terima kasih semuanya yang sudah meluangkan untuk membaca tulisan ku, sampai berjumpa di next post ya 😊

No comments:

Post a Comment