Wednesday, July 18, 2018

Apa Perbedaan Anorexia dengan Bulimia Nervosa Sih ?



        Haiii kali ini gw bakal bahas tentang gangguan makan yang uda familiar banget baik di kalangan remaja maupun dewasa. Yaaapsss, gw bakal bahas bulimia dan anorexia. Sebelumnya kita pahami dulu ya apa sih pengertian dari anorexia dan bulimia nervosa itu sendiri.
Anoreksia atau lengkapnya disebut anoreksia nervosa merupakan suatu gangguan yang berpotensi mengancam nyawa akibat kelaparan dan penurunan berat badan yang drastis. Diagnosa ditegakan jika seseorang kehilangan sedikitnya 15% dari berat badan normal atau idealnya. Penurunan berat badan yang ekstrem pada penderita anoreksia sangat berbahaya bagi kesehatan dan bahkan dapat mematikan. Penderita anoreksia sangat takut gemuk bahkan mereka tetap melihat dirinya gemuk padahal sudah sangat kurus. Mereka akan menolak makan dan melakukan olahraga yang berlebihan  untuk menurunkan berat badan.
Lalu apa saja sih gejala dari anoreksia nervosa ? Naah dibawah ini ada rincian dari penyebabnya :
o   Kecemasan, depresi, perfeksionisme, atau menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri
o   Diet bahkan ketika seseorang kurus berlebihan atau kompulsif berolahraga
o   intens takut menjadi gemuk
o   Cepat merasa berat, dan orang tersebut mencoba menyembunyikan dengan pakaian longgar
o   Kebiasaan makan yang aneh, seperti menghindari makanan, makan secara rahasia, mengawasi setiap gigitan makanan, atau hanya makan makanan tertentu dalam jumlah kecil
o   Tidak biasa minat dalam makanan
Jika kalian bertanya apa saja sih dampak dari anoreksia nervosa pada kesehatan ? berikut dampak dari anorexia bagi kesehatan seseorang yang menderita anorexia :
Ø Menstruasi yang menjadi jarang atau berhenti
Ø Kerusakan organ utama, terutama otak, jantung dan ginjal denyut jantung tidak teratur.
Ø Menurunkan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh , dan tingkat pernapasan.
Ø Sensitivitas terhadap dingin.
Ø Penipisan tulang
Cara mengatasi Anoreksia Nervosa
ü Penanganan gangguan makan
ü Perawatan rumah sakit yang kadang dijalani dengan terpaksa, seringkali diperlukan untuk menangani pasien anoreksia agar asupan makanan pasien dapat ditingkatkan secara bertahap dan dipantau dengan teliti. Pada anoreksia, perlu untuk diberikan intervensi biologis dan psikologis.
o   Penanganan biologis
Karena anoreksia nervosa sering kali komorbid dengan depresi, gangguan ini ditangani dengan berbagai antidepresan. Fluoksetin lebih memberikan hasil dibandingkan dengan plasebo untuk mengurangi makan berlebihan dan muntah, juga mengurangi depresi dan sikap yang menyimpang terhadap makanan dan makan. Sayanganya, hal itu tidak terlalu berhasil. Hanya memulihkan berat badan tanpa mengurangi gejala-gejala anoreksia.
o   Penanganan psikologi anoreksia nervosa
Terapi bagi anoreksia secara umum diyakini sebagai suatu proses dua tahap. Tahap pertama, adalah tujuan jangka pendek yang membantu pasien menambah berat badan untuk mencegah komplikasi medis dan kemungkinan kematian. Program operant conditioning cukup berhasil untuk menambah berat badan dalam jangka pendek. Sedangkan tujuan jangka panjang memiliki dampak yang kurang bisa berhasil secara reliable dalam penanganan berat badan.

Bulimia Nervosa

Definisi Bumilia Nervosa

Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan (binge eating) dan kemudian dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan perasaan subjektif kehilangan kawalan ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi (Chavez dan Insel, 2007).
Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani boulimia, yang artinya “extreme hunger” alias lapar yang amat sangat, mereka cenderung makan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat, seperti orang yang kelaparan, dan selanjutnya sebagai “kompensasi” dari pola makannya tersebut, mereka akan melakukan berbagai cara yang intinya supaya berat badan mereka tidak bertambah meski mereka sudah makan banyak. Bulimia nervosa merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan terjadinya gangguan pola makan ditandai dengan makan terlalu banyak dan diikuti dengan muntah yang dirangsang sendiri.
DSM-IV membagikan BN kepada dua bentuk yaitu purging dan nonpurging. Pada tipe purging, individu tersebut memuntahkan kembali makanan secara sengaja atau menyalahgunakan obat pencahar, diuretik atau enema. Pada tipe nonpurging, individu tersebut menggunakan cara lain selain cara yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa secara berlebihan.
Tipe Bulimia
• Bulimia Nervosa-Purging Type : Tipe yang memuntahkan kembali makanan setelah sangat kenyang (menggunakan purging medications). Dilakukan dengan menusukkan jari ke tenggorokan, atau dengan menggunakan obat-obatan laksatif, obat pencahar, maupun obat-obatan lain. Tujuannya agar makanan tidak sempat dicerna oleh tubuh sehingga tidak menambah berat badan
• Bulimia Nervosa-Non Purging Type : Penderita berolahraga berlebihan setelah makan atau berpuasa untuk mengontrol berat badan, namun tidak muncul purging behaviors. Tujuannya agar energi yang dihasilkan dari makanan dapat langsung dibakar dan habis.
Faktor Penyebab Bulimia Nervosa
§  Faktor psikososial : Berupa perkembangan individu, dinamika keluarga, tekanan sosial untuk berpenampilan kurus serta perjuangan untuk mendapatkan identitas diri
§  Faktor genetik : Adanya bukti bahwa bulimia banyak didapat pada penderita dengan riwayat keluarga gangguan depresi dan kecemasan, serta lebih banyak pada kembar monozigot dibandingkan dizigot
§  Faktor biologik : Berdasarkan studi ditemukan fakta bahwa genetik, hormon dan bahan kimia yang terdapat di otak berpengaruh terhadap efek perkembangan dan pemulihan bulimia
§  Faktor budaya : Kebanyakan orang menilai bahwa cantik identik dengan kurus dan terkadang kondisi tersebut menjadi suatu tuntutan kerja. Anggapan ini pun menjadi budaya yang berkembang di masyarakat
§  Perasaan pribadi : Penderita bulimia senantiasa berputus asa terhadap dirinya sendiri, tidak percaya diri sehingga mereka diet dengan cara menggunakan pil diet bahkan memuntahkan makanan. Penilaian orang terhadapa dirinya menyebabkan kecemasan dan tekanan yang dapat menyebabkan stress sehingga untuk mengatasinya mereka cenderung ke arah bulimia.
Gejala Bulimia Nervosa
v Makan Banyak berkelanjutan
v Menguruskan badan dengan diet berlebihan, puasa, latihan berlebihan atau memuntahkan kembali.
v Memaksakan diri secara berlebihan untuk kurus.
v Secara berkelanjutan masuk ke kamar mandi setelah makan.
v Jari-jari memerah.
v Pipi lembam.
v Selalu mengukur diri dengan bentuk badan dan berat badan.
v Depresi atau emosi tidak stabil.
v Periode menstruasi yang tidak umum.
v Gigi bermasalah, seperti gigi bolong.
v Menyalahgunakan obat pencahar dan perawatan lainnya untuk mencegah kenaikan berat badan
v Kegelisahan
v Makan secara rahasia atau memiliki kebiasaan makan yang tidak biasa
v Berlebihan latihan (olahraga)
v Penekanan yang berlebihan pada penampilan fisik
v Teratur menghabiskan waktu di kamar mandi setelah makan menggunakan jari untuk merangsang muntah
Dampak Bulimia Nervosa
o   Fisik
a.   Kehilangan selera makan, hingga tidak mau mengkonsumsi makanan apapun
b.   Luka pada tenggorokan dan infeksi saluran pencernaan akibat terlalu sering memuntahkan makanan.
c.   Lemah, tidak bertenaga.
d.   Sulit berkonsentrasi.
e.   Gangguan menstruasi.
f.     Kematian.
g.   Erosi dan lubang pada gigi serta penyakit gusi.
h.   Dehidrasi.
i.     Iritasi dan pembengkakan tenggorokan.
j.     Pembengkakan pada pipi.
k.   Rambut rontok dan kulit kering.
l.     Masalah pencernaan.
o   Psikologis
a.     Perasaan tidak berharga.
b.     Sensitif, mudah tersinggung, mudah marah.
c.     Mudah merasa bersalah.
d.     Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain.
e.     Tidak percaya diri, canggung berhadapan dengan orang banyak.
f.      Cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya .
g.     Minta perhatian orang lain.
h.     Depresi (sedih terus menerus).
Cara mengatasi Bulimia Nervosa
Dikatakan Wolfe & Mash (2006:493-498)  bahwa penanganan kelainan ini memerlukan kerjasama team seperti psikiatri, konselor dan juga dokter. Sering kali sulit ditangani tapi tersedia beberapa pendekatan terapeutik.
o   Penanganan biomedis
perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat badan yang sehat atau pasien bulimia mengatasi siklus makan berlebih lalu mengeluarkannya dalam kasus dimana terapi rawat jalan telah gagal
Pengobatan antidepresan dapat digunakan untuk mengatur napsu makan dengan mengubah proses kimia pada otak atau untuk melepaskan depresi yang mendasari
o   Psikoterapi
Terapi psikodinamika bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelesaikan konflik psikologis yang ada.
o   Terapi behavioral kognitif (CBT)
Untuk membantu individu dengan gangguan makan mengalahkan pikiran dan keyakinan yang self-defeating serta mengembangkan kebiasaan makan dan pola berpikir yang lebih sehat
Modifikasi perilaku membantu pasien anoreksia yang dirawat di rumah sakit untuk meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku makan yang tepat
Pemaparan terhadap pemecahan respon membantu individu bulimia untuk menoleransi memakan makanan yang menurut mereka dilarang tanpa makan berlebihan dan mengeluarkannya
o   Terapi Interpersonal (IPT)
Menekankan pada penyelesaian masalah interpersonal dengan keyakinan bahwa fungsi interpersonal yang semakin efektif akan menghasilkan kebisaaan dan sikap makan yang lebih sehat
o   Terapi keluarga
Dapat digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi diantara anggota keluarga
Untuk membangkitkan kesadaran klien dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi usaha tersebut harus terus dilakukan secara bertahap sehingga yang bersangkutan dapat beradaptasi dan merasa nyaman dengan perubahan tersebut sampai sepenuhnya klien dapat mengontrol perilaku makan.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan perbedaan dari anorexia dan bulimia yaitu jika pada penderita anoreksia menghindari makan saat merasa tertekan, penderita bulimia justru makan berlebihan ketika sedang menghadapi masalah atau sedang tertekan. Namun, setelah periode makan besarnya itu, penderita bulimia kemudian akan berusaha mengeluarkan kembali apa yang dimakannya. Bisa dengan cara memuntahkannya kembali dengan paksa, menggunakan obat pencahar atau diuretik, puasa, atau dengan melakukan olahraga berlebihan.
Bulimia ditandai dengan siklus diet teratur dari periode makan berlebih (binge eating) dan perilaku kompensasi dengan membersihkan diri dari makanan atau purging untuk mencegah kenaikan berat badan. Sedangkan, penderita anoreksia tidak selalu melakukan episode binge eating dan purging. Ketika individu dengan anorexia juga melakukan binge eating dan purging secara teratur, mungkin individu tersebut juga mempunyai kecenderungan untuk menderita bulimia.

No comments:

Post a Comment