Thursday, August 23, 2018

Terima Kasih Bromo



          Kenapa gw kali ini bicara tentang terima kasih bromo ? jadi waktu tahun 2015 tepatnya bulan agustus gw bersama sahabat SMA gw emil dan temen satu jurusannya ke bromo, banyak cerita selama gw dan temen-temen gw disana. Mulai banyak cerita dari perjalanan menuju malang dari Jakarta sampai jelajah wisata-wisata yang ada di malang selain bromo. 
          Tapi yang paling berkesan bagi gw adalah ya karena keindahan bromo yang masyaallah sungguh nikmat tiada tara, yaps walaupun gw ada asma tapi gw cukup senang dan menikmatinya serta survive banget waktu berada disana, kalo boleh jujur saat gw di bromo gw double 4 lapis untuk pakaian dan 2 lapis untuk sarung tangan, dan luar biasa itu dinginnya tetep masih bikin gw kedinginan. Walaupun begitu gw bahagia saat melihat matahari terbit waktu itu sekitar setengah 6 pagi waktu setempat dan rasanya aaakhhh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saja, betapa indahnya ciptaan allah.
          Walaupun sempat ngantuk karena kurang tidur dan capek karena kelelahan perjalanan tapi semua itu terbayarkan dengan semua yang ada, bukan hanya indah tapi bromo banyak mengajari gw kalo manusia itu sangat rendah, kenapa ? karena disitu liat banget betapa langit tengah malam penuh bintang dan saat terbitnya matahari membuat semua umat manusia yang ada disana terkagum akan sang pencipta. Well, dari bromo juga gw belajar untuk menghargai lingkungan, untuk hidup tidak buang sampah sembarangan, kalo dulu mungkin gw suka buang sampah yang kecil-kecil gitu secara bodo amat tapi semenjak dari situ gw jadi lebih aware sama lingkungan, maapkeun yaa, hehe
          Bromo itu bikin nagih walaupun bikin kedinginan dan engep bagi gw yang punya asma, Cuma tuh asli berkesan bangettttttt. Sayang waktu ke bromo gak liat bukit teletubies karena satudan lain hal, oiya sama gak liat bromo jazz, maklum budget backpackeran, mungkin soon akan datang bersama pak suami atau keluarga dan bisa liat bromo jazz disana, biar kayak jalan-jalan men, hihi
Btw gw sama temen-temen gw ke malang naik kereta terus lanjut pake travel dan di jemput sama travel nya di stasiun malang, terus nginepnya di homestay gitu, cukup seru sih selama perjalanan wisata di malang, malang itu dingin tapi nagih dan mohon di maklumi baru sempat nulis tentang ini karena faktor ke moodyan dan kemageran, hehe 
Nah gw lampirin juga yaa foto-fotonya di blog ini, selamat menikmati keindahan bromo dari sebelum terbit matahari hinga muncul, jangan envy yaa :P












Btw kalo mau liat budget dan info lengkap tour kita di malang bisa mampir ke blog temen gw, ini linknya :

Apa Sih Stereotipe ?



        Stereotipe merupakan keyakinan-keyakinan yang dipegang secara luas bahwa orang memiliki ciri-ciri tertentu yang disebabkan oleh keanggotaan mereka dalam suatu kelompok tertentu. Biasanya juga stereotipe ini dipengaruhi oleh persepsi. Karena persepsi ini merupakan proses pembentukan kesan yang di lihat melalui alat indera kemudian di olah di dalam otak dan menghasilkan suatu gagasan.
        Kebanyakan stereotipe yang ada di Indonesia merupakan berasal dari kebudayaan dari masing-masing daerah atau bahkan dari pola pikir seseorang tersebut. Sebagai contoh dalam stereotipe yang ada di budaya Indonesia yaitu mungkin sebagian orang jawa apabila bertemu dengan orang dari suku batak yang berbicaranya lantang dan keras akan mengiranya  orang tersebut galak dan marah-marah terhadap-nya, namun hal itu belum tentu benar adanya. Bisa saja hal itu memang kebiasaan dari orang suku batak tersebut berbicara seperti itu karena di pengaruhi factor-faktor lingkungan yang ada di kampong halamannya sana. Atau bahkan seseorang dari suku minang (Sumatera Barat) yang mungkin bagi kebanyakan masyarakat Indonesia di kenal kikir (pelit) tetapi tidak semuanya seperti itu, naah dari gambaran tersebut lah yang bisa dikatakan sebagai contoh konkrit nya stereotipe itu sendiri.
        Atau bisa juga contoh lainnya adalah seperti ini, di Indonesia itu kebanyakan perempuan yang sudah mencapai usia diatas 25 tahun namun belum menikah juga bisa di bilang tidak laku lah atau perawan tua bahasa halusnya, padahal belum tentu kan si wanita itu bisa di kategorikan sebagai itu, bisa saja dia belum menikah karena memang belum di pertemukan dengan jodohnya, atau mungkin masih ingin membahagiakan keluarganya karena wanita tersebut tulang punggung di keluarganya dan atau mungkin dia juga punya trauma, trauma disini bukan hanya dengan lawan jenis ya tapi bisa saja dengan keluarganya semisal itu keluarganya bercerai saat si wanita itu berumur 10 tahun lalu ia menyaksikan kedua orang tuanya berantem hebat dan membuat luka sehingga ia harus berhati-hati dalam memilih pasangan untuk mengarungi rumah tangga  bersamanya kelak .  Contoh lain  lagi anggapan orang tua yang kalo bekerja di perusahaan besar atau menjadi PNS itu keren atau bahkan hebat, padahal kita tahu kalo kesuksesan itu bukan hanya bisa di raih melalui jalan tersebut, bisa saja looh si anak justru sukses menjadi seorang pengussaha muda yang bisa melalang buana hingga dunia internasional, toh nyatanya sekarang semakin banyak pengusaha muda yang terus berkembang di Indonesia ini dan menghasilkan lapangan pekerjaan yang cukup memadai.
        Mungkin itu saja yang bisa gw sampein disini tentang gambaran stereotipe itu sendiri, jadi intinya stereotipe itu merupakan praduga yang biasanya berupa gambaran (stigma )kebudayaan yang dibawa oleh individu tersebut atau sudah menjadi pola pikir yang turun temurun dan biasanya agak sulit untuk pemikiran yang terbuka. Sebenarnya masih banyak lagi mungkin bisa di bahas dilain kesempatan. Terima kasih sudah meluangkan untuk membaca J

Referensi : Matsumoto, D. (2008). Pengantar Psikologi Lintas Budaya.  Yogyakarta : Pustaka Pelajar


Monday, August 20, 2018

Pernikahan Bagiku…..



            Menikah bagiku bukan lah hanya sekedar menyatukan dua insan manusia namun menikah juga menyatukan keluarga besar antara mempelai pria dengan wanita. Menikah juga bukan sekedar ibadah saja bagi gw. Namun menikah merupakan proses pendewasaan diri juga antara kita dan pasangan kita. Kenapa gw bisa bilang gitu ? karena di dalam pernikahan tidak selamanya hanya dengan kesenangan semata saja. Tapi kita juga harus sanggup menyikapi badai-badai yang datang di dalam rumah tangga tersebut.
          Misalnya menyikapi kebosanan dalam berumah tangga dengan pasangan, yang monoton melakukan aktivitas yang hanya seperti itu-itu saja, perbedaan pendapat yang tidak bisa di bicarakan dengan baik-baik dan berkelanjutan atau bahkan adanya orang ketiga yang masuk ke dalam rumah tangga, dan atau mungkin pasang surutnya rezeki yang di dapat oleh pasangan kita, sehingga ada ketidakpuasan.  
         
Yang perlu diingat saat itu terjadi adalah menyikapinya dengan bijak dan dewasa, jangan pernah berkelahi dengan pasangan saat sudah menikah dan memiliki anak di depan anak tersebut, percayalah sekecil apapun berantemnya kalo itu dilakukan secara berulang dan di hadapan anak-anak, tentu saja motoriknya akan terganggu, bukan hanya motoric tetapi bisa juga kecerdasan emosi yang dimilikinya, anak jadi gampang merenung, cenderung pendiam atau bahkan sering melamun karena memikirkan perkelahian orang tuanya. So buat orang tua cobalah sebisa mungkin bicara dengan pasangan dengan baik-baik dan bijak saat ada masalah itu dan pecahkan solusinya dengan bersama serta tidak berkelahi di hadapan anak-anak.
          Menikah juga belajar dalam mendidik anak (parenting) yang baik dan benar loh. Misalnya, tidak memberikan hukuman (punishment) dengan berlebihan dan memberi reward dengan berlebihan juga. Lalu kalo seperti itu gimana caranya klo punishment dan reward saja tidak boleh di lakukan dengan berlebihan ? caranya adalah dengan memberikan pengertian kepada anak-anak jika ia salah, apa yang di lakukannya dan beri tahu ia agar tidak lagi melakukan kesalahan yang sama  atau apabila anak tersebut sedang tantrum (batita sampai dengan anak-anak) berikan tindakan cuek kepada anak tersebut atau diamkan, apabila sudah membaik bisa di ajak bicara dengan baik-baik oleh anak tersebut. Dan untuk pemberian reward sendiri agar lebih baik memberikan kata-kata yang membangun motivasi si anak apabila iya telah berhasil melakukan sesuatu atau meraih prestasi, bisa juga hargai ia dengan kata-kata positif. Lalu bagaimana jika anak tersebut sudah mulai beranjak remaja dan dewasa agar ia tidak terkena pergaulan yang cukup keras pada era saat ini ? sebenarnya anak-anak itu melihat bagaimana future dari orangtuanya, jadi sebisa mungkin berikan contoh yang terbaik buat anak-anak, tidak usah terlalu keras dalam mendidiknya. Namun cukup menjadikan dia  berarti, berguna bagi nusa bangsa serta agamanya dan berprestasi dengan caranya dia juga.
         
Menikah juga ternyata belajar mengelola keuangan dengan bijak dan baik, bagaimana kita bisa menggunakan uang yang cukup yang telah di berikan oleh pasangan kita dan selalu mensyukuri nikmatnya. Dan bisa menabung untuk masa depan yang lebih baik lagi bersama pasangan, misalnya untuk berlibur bersama keluarga, membeli kendaraan, membeli rumah impian dan  masih banyak lagi.
          Menikah juga ternyata mengatur pola hidup looh, kenapa bisa gw bilang begitu ? mengatur pola hidup menjadi sehat atau tidak dengan mengkomsumsi makanan yang di konsumsi sehari-hari dan gaya hidup dalam memilih makanan sehat atau tidaknya , dan olahraga teratur juga, makanya bisa di bilang menikah itu juga mengatur pola hidup bagi gw yang mengamati dari keluarga gw sendiri ataupun keluarga temen-temen gw ya. Terus kalo yang penyakitnya diturunkan gimana ? nah makanya yang tadi gw bilang pola hidup di keluarga itu berperan juga, kalo kita gak bijak dalam memilah tentu itu akan lebih cepat tapi kalo kita menjaga dengan baik, bisa kok mudah-mudahan terhindar dan jadi lebih sehat lagi.
Begitu lah kiranya gambaran menikah versi gw, klo kalian sendiri menikah itu seperti apa ? mungkin bisa komen di kolom komentar dan berbagi juga, siapa tau bisa nambah ilmu kan, hehe
Cukup sekian dulu postingan gw kali ini, see yaa J

Sunday, August 12, 2018

Teruntuk Calon Imam Ku Kelak



Jika nanti aku dipertemukan dengan tulang punggungku, kamu harus tau tentang tulisan ku ini atau bahkan kamu dapat memahami maksud ku. Sebelumnya terima kasih karena kamu telah memilih ku, namun bagi ku yang memiliki traumatik pada keluarga ku dulu kamu harus memahami itu dan dapat menerima ku apa adanya, menerima segala kekurangan ku dan menjadikan itu kelebihan.
Mengajariku dengan penuh kesabaran, mengajari segala hal. Agama, cara berpakaian, cara mengambil keputusan yang baik, mendidik anak bersama dengan baik, dll. Aku tidak banyak menuntut dari mu, aku hanya ingin anak-anak kita kelak tidak menyaksikan kedua orang tuanya berkelahi saat sedang ada perbedaan pendapat diantara kita, aku tidak ingin anak-anak kita tumbuh dengan traumatik sepertinya ibunya.
Aku ingin juga kamu dapat menerima ku dengan segala fisik yang ku miliki, saat sebelum aku menikah dengan mu, hamil atau bahkan ketika menua nanti bersama mu, bersedia menghadapi lika-liku rumah tangga. Bersedia untuk selalu ada disamping ku saat suka maupun duka. Dan jika aku salah dalam berbicara ataupun bertindak, tolong tegur dan nasehati ku dengan baik dan tanpa ada embel-embel kekerasan atau bahkan gertakan yang lantang dari mulut mu.
Jangan pernah juga lari dari perempuan lain karena kamu mempersalahkan fisik ku yang sudah tidak seperti dahulu atau bahkan karena kau bosan dengan kehidupan rumah tangga yang begitu-begitu saja, jangan coba itu karena akan ada korban selain ku, cukup jangan bertindak aneh-aneh dan tetap menjadi dirimu seperti yang aku kenal ketika sebelum kita menikah. Dan kelak kita akan dicontoh bukan hanya dengan anak-anak kita, mungkin juga bisa dengan cucu-cucu kita.