Rasanya
masih sulit untuk dipercaya terkadang kalo ternyata kita sudah lebih dari setengah
tahun hidup bersama virus yang baru saja ditemukan yaitu covid19, yang mana hal ini bukan saja terjadi di Indonesia
saja tapi hapir semua negara di belahan dunia terkena dampak pandemic ini. Adanya
pandemic ini sangat mempengaruhi ruang gerak kita yang tak seperti dulu dengan
leluasa, kita dituntut untuk jaga jarak, berpergian jika memang ada hal penting
dan bahkan saat ini harus sudah biasa melakukan segala aktivitas dirumah saja.
Pandemic
ini juga bukan hanya berdampak pada sisi ekonomi, Batasan gerak tapi pandemic ini
juga berdampak bagi kesehatan mental kita. Banyak dari rekan-rekan ku yang
menceritakan selama pandemic ini mereka cenderung mengeluhkan burn out (kelelahan
dan stress kerja yang berlebih) yang terjadi karena WFH, selain itu intesitas
seringnya bertemu dengan keluarga juga tak jarang menimbulkan konflik yang
hebat, dan gak jarang salah satu anggota keluarga menjadi toxic, ya walaupun
tidak semuanya seperti ini, ada juga yang malah lebih dekat dengan keluarga
selama pandemic ini. Eits tapi ternyata bukan itu aja banyak juga yang
mengalami psikosomatik, depresi, insomnia karena stress berlebih yang kurang di
control dengan baik.
Berdasarkan
cerita yang aku dapatkan dari teman-teman ku, selama pandemic ini juga mereka ada
yang lebh banyak mendekatkan diri kepada allah/tuhan dan lebih berserah kepada-Nya,
ada juga yang mengalihkan untuk tetap menjaga keselarasan Kesehatan mental
dengan menyibukan diri berjualan online dengan aktivitas yang baru dilakukan, belajar
keahlian lain yang sebelumnya mungkin tidak bisa dilakukan seperti melukis,
memasak dan masih banyak lagi, ada juga yang berhasil diet selama pandemic ini
tapi ada juga sebaliknya yang malah berat badannya bertambah karena efek stress
yang kemudian tersalurkan dengan cara makan makanan yang berlebih. Kemudian
banyak juga yang selama masa pandemic ini lebih sering membuka social media
atau e-commerce untuk sekedar bercuci mata atau bahkan berbelanja dan
mengakibatkan juga jadi impulsive buying. Perlu diketahui loh klo impulsive
buying ini bisa menjadi gangguan juga karena terlalu sering membeli barang yang
kurang penting dan dilakukan terlalu berlebih atau sering.
Kalo
boleh jujur sebenarnya selama masa pandemic ini aku juga melewati masa-masa
yang cukup berat, diawal pandemic sempat mengalami psikosomatik karena banyaknya
media yang terlalu memberitakan tentang covid-19 dan cenderung banyaknya berita
yang disajikan lebih ke arah negative, sejak saat itu aku memblokir dan
membatasi beberapa media, kemudian intensitas bertemu dengan keluarga membuat
sering terjadi konflik diantara kita dan adanya toxic member dikeluarga ku,
tapi seiring berjalannya waktu aku coba menyelaraskan dan menyesuaikan dengan
menggunakan ilmu psikologi yang aku pelajari dan aku juga gak lupa nerapin berpikir
positif teman-teman, walaupun agak sulit tapi seiringnya itu nanti kita akan
terbiasa jika menerapkannya dengan bijak. Karena berpikir positif sangat amat
bagus sekali dampaknya ke diri kita sendiri.
Berpikir
positif merupakan salah satu bagian dari aliran psikologi positif yang di
populerkan oleh Bapak psikologi positif yaitu Seligman. Berikut ini adalah
beberapa manfaat dari berpikir positif buat tubuh kita apabila kita
menerapkannya dalam keseharian terutama dimasa pandemic ini, berpikir positif
akan menjadi lebih sehat di tubuh kita yang mana amygdala menjadi lebih tenang
serta saraf fogus menjadi lebih baik, banyak menghasilkan emosi yang positif yang
mana akan membuat kita ingin melakukan hal baik ke depan, dari emosi positif ini
juga akan memberikan otak kita cara mencapainya, terciptanya mindfulness yang baik juga,
percaya pada diri sendiri.
Dalam
berpikir positif faktor lingkungan dan orang-orang terdekat juga sangat
mempengaruhi. Lingkungan yang positif akan saling memberikan sesuatu yang baik
dan akan menciptakan relationship yang membangkitkan. Maka dari itu usahakan
untuk melakukan aktivitas yang sekiranya berdampak positif buat kebaikan dirimu
sendiri, misalnya kamu bisa membaca buku, artikel atau nonton video yang
positif vibes, memiliki teman maupun kelompok yang mendukung, bergaul dengan
orang positif, catat hal-hal postif yang ingin dilakukan dan jangan lupa jika
sudah dilakukan juga yaa!
Nah
mungkin cukup sekian yang bisa aku sampaikan, semoga bisa bermanfaat ya buat
kalian, materi berpikir positifnya ini aku dapat dari webinar beberapa waktu
yang lalu bersama dokter andri, beliau merupakan dokter spesialis kejiawaan. Terima
kasih semuanya yang sudah meluangkan untuk membaca tulisan ku, sampai berjumpa
di next post ya 😊













